Kini, pengguna tak perlu takut ancaman virus "9 Juli" yang dikabarkan akan memblokir akses internet pada tanggal tersebut.
Situs mesin pencari Google ikut andil memperingatkan pengguna dalam mendeteksi virus DNS Changer yang bisa membuat komputer "bingung," sehingga pengguna komputer menganggap koneksi internetnya terputus setelah tanggal 9 Juli 2012.
Jika komputer pengguna terinfeksi DNS Changer, lalu melakukan pencarian menggunakan Google, maka Google akan memberi tahu bahwa komputer tersebut dijangkiti DNS Changer.
"Peringatan itu akan muncul di atas kolom kata kunci usai pengguna melakukan pencarian," kata teknisi keamanan Google, Damian Menscher kepada situs teknologi CNet.
Peringatan yang diberikan Google berbunyi: "We believe that your computer is infected with malicious software. If you don't take action, you might not be able to connect to the internet in the future." yang artinya kira-kira demikian, "Kami percaya komputer Anda terinfeksi program jahat. Jika Anda tidak mengambil tindakan, Anda mungkin tidak dapat terkoneksi internet di masa mendatang".
Program jahat DNS Changer ditemukan pada akhir 2011 lalu. FBI dan kepolisian Estonia berhasil menangkap beberapa penjahat cyber yang membuat program DNS Changer, dari perusahaan asal Estonia, Rove Digital, pada 8 November 2011.
Rove Digital menyebar virus DNS Changer dengan berbagai cara, mulai dari mengunjungi situs tertentu ataupun mengklik iklan online, yang semua itu telah disisipi DNS Changer.
Program jahat yang menyerang sistem operasi Windows dan Mac ini, mengubah konfigurasi Domain Name Server (DNS) pada komputer korban, dan diam-diam mengerahkannya ke server DNS palsu.
Saat ini masih ada jutaan komputer yang terinfeksi DNS Changer dan masih terhubung ke DNS palsu tersebut.
FBI sudah menyita server DNS palsu Rove Digital dan masih mengamankannya.
Karena ini adalah server DNS palsu yang sarat akan tindakan penyalahgunaan, penegak hukum Amerika Serikat memerintahkan FBI untuk mematikan server DNS palsu Rove Digital itu pada 9 Juli 2012. Dan, akibatnya, korban-korban DNS Changer akan kesulitan mengakses internet.
Tanpa DNS, pengguna internet tidak bisa mengakses sebuah situs dengan mengetik alamat situs web-nya, misalnya google.com, facebook.com, atau wordpress.com.
Untuk mengakses situs web tanpa DNS, pengguna harus memasukkan alamat Internet Protocol (IP) situs yang ingin dikunjungi. Masalahnya, tidak semua pengguna internet tahu dan hafal nomor IP address situs web. Hal ini akan membuat seseorang kesulitan mengakses internet, atau berpikir bahwa jaringan internetnya terputus.
0 komentar:
Post a Comment
Budayakan Komeng di bawah ya Gan :)
share smua isi blog ane tapi tautkan sumbernya
blogger yang baik adlh blogger yg menghargai blog orang lain